Dragon age origin review game jadul tapi keren

Dragon age Origin
Dragon age origin, yah itulah nama game yang dulu pernah saya tamatin, namun tiba-tiba ingin main game
ini lagi. game ini adalah game yang membuat saya benar-benar puas menjadi gamer RPG, menurut saya
grapik nya lumayan bagus mengingat game ini sudah cukup lama. story line
nya pun sangat luar biasa menurut saya, karena disetiap pembicaraan
akan mempengaruhi jalan cerita game ini. tidak banyak yang akan saya
jelaskan namun saya sedikit saya copas review dari blog tetangga
silahkan di baca reviewnya karena saya pikir sama seperti yang ada dalam
pikiran saya.
Dragon Age: Origins (DAO) bisa disebut sebagai salah satu jenis game
yang bukan cuma menawarkan hiburan kelas RPG ecek-ecek. Bukan cuma
cerita berbobot yang diramu oleh BioWare dalam indahnya dunia fantasy
Ferelden, namun game ini menawarkan memori indah yang teruntai lewat
pendalaman interpersonal karakternya. Hal ini sangat menentukan arah
cerita ke depannya dan membuat DAO menjadi lebih dari sekadar Role
Playing Games (RPG) Fantasy kebanyakan.
Seperti yang
ditawarkan dalam RPG lainnya, pemain memulai karir dengan membangun
sebuah karakter yang nantinya bakal berpengaruh pada gameplay. Saat
membangun karakter ada tiga pilihan ras: Human (manusia), Elf (peri) dan
Dwarf (kurcaci), kemudian memilih job tiap class sesudahnya.
Sesuai
ras yang dipilih, selanjutnya game akan masuk ke dalam alur cerita
sesuai latar belakang karakter yang dipilih. Nantinya, semua arah cerita
menjadi satu dengan mengikuti seorang bernama Duncan untuk menjadi
seorang Grey Warden, sebuah kelompok yang mendedikasikan hidupnya untuk
bertarung dengan Blight, yakni sekelompok siluman jahat yang
memporak-porandakan kedamaian dunia Ferelden.
Inti dari
game ini adalah bertempur dengan Blight, dengan cara merekrut anggota
di tiap-tiap jalan cerita menjadi satu kelompok Grey Warden yang
menyelesaikan masalah dari suatu daerah ke daerah lain. Di tiap-tiap
skenario cerita, pemain bisa mencari quest-quest kecil yang berjumlah
banyak. Game ini bahkan terasa hambar apabila hanya mengikuti major
quest saja.
Yang perlu dicatat adalah semua dialog yang
dilakukan akan berpengaruh pada jalannya cerita ke depan. Selain itu
hal ini juga berpengaruh pada anggota tim yang lain. Kadang dalam sebuah
misi, ada sebuah quest yang muncul dari pembicaraan. Quest ini secara
otomatis akan membuka jalan cerita kecil, yang berujung pada skenario
besar. Jika memilih untuk bersikap sopan, maka Non Player Character
(NPC) juga akan sopan, sebaliknya jika bersikap kasar dalam pembicaraan
dapat menghilangkan kesempatan membuka sebuah quest baru.
Gameplay, Grafis dan Suara
Bagi
pemain yang telah terbiasa memainkan game-game macam Diablo, Baldur
Gate, Mass Effect, Dugeon Siege atau Never Winter Nights pasti tak
menemui kesulitan dalam menjalankan karakter. Sistem permainan yang
ditawarkan di sini benar-benar fleksibel dan mudah untuk diatur. Pemain
hanya perlu mengatur apa yang perlu dilakukan oleh karakter lain (AI)
lalu langsung fokus pada pekerjaan lain agar tidak terbengkalai. Dengan
kontrol WASD di keyboard, pemain bisa menggerakan karakter secara 3rd
person. Jika bosan view bisa diganti dengan cara men-scroll mouse ke
mode yang lebih kecil. Dengan ini game dijalankan secara click &
hit.

vidio gameplay bisa kamu lihat disini

Berbicara masalah grafis, game ini tergolong
standar. Dengan pantulan cahaya yang berkilau pada pedang atau armor,
serta darah yang terasa standar, grafis game ini memang tak bisa
dikatakan mewah untuk ukuran saat ini. Salah satu yang menjadi kelebihan
game ini adalah pengisian suara yang luar biasa banyak di tiap-tiap NPC
. Setiap orang baru akan berbicara dengan nada suara berbeda. Sangat
variatif.
Dialog Harus Benar-Benar Diperhatikan
Yang
menjadi inti dari permainan ini adalah pembicaraan. Bagi yang belum
terbiasa bermain game RPG ini, pastilah berpikiran ‘Ini game kok isinya
ngobrol terus yah?’. Hal ini memang benar adanya. Dan justru inilah
kekuatan Dragon Age:Origins, dibanding genre sejenis lainnya.
Saat
kita hanya mengejar item dan battle, game ini akan terasa sangat
hambar. Namun saat dialognya diikuti dengan seksama, sebuah cerita yang
menarik akan tersaji. Tentunya hal ini tidak mudah, karena dialog
pembicaraan yang dibangun tidak menggunakan teks. Teks hanya ada saat
kita akan menentukan sebuah keputusan. Alhasil saat memainkan game ini,
pemain harus benar-benar berkonsentrasi penuh, agar tidak kehilangan
alur cerita.
Bumbu Seks Dalam Cerita.
Seks
menjadi salah satu bumbu yang menarik perhatian dalam sebuah game.
Begitu juga dengan DAO. Saat memilih karakter sebagai seorang pria,
karakter itu bisa diarahkan untuk bersetubuh dengan karakter wanita
lain. Begitu juga sebaliknya. Terlepas dari semua itu nampaknya DAO
benar-benar mengusung kesetaraan gender. Karena lucunya, ada juga
pilihan ‘bermain’ dengan sesama jenis.
Tapi, perlu
diperhatikan, agar bisa ‘bermain’ dengan teman satu grup hubungan
interpersonal yang kuat harus benar-benar dijaga. Sampai di level
tertentu nantinya saat sang ‘gebetan’ benar-benar open minded, barulah
adegan ‘permainan panas’ tersebut bisa dijalankan. Asyik bukan? Perlu
dicatat bahwa game ini memang ditujukan bagi dewasa. Jangan berikan game
ini untuk anak di bawah usia 18 tahun!
Kesimpulan:
Pada
dasarnya Dragon Age: Origins seolah didesain sebagai game Fantasy RPG
yang ditujukan kepada gamer kelas berat dan juga para gamer yang
terbiasa memainkan genre tersebut.
Pesan moral game ini
bukan hanya kebaikan pasti menang melawan kejahatan, seperti game
sejenis lainnya. Di sini, pemain akan diberikan pilihan-pilihan bermoral
melalui dialog yang dibangun baik NPC maupun karakter lain. Hal ini
akan membuka tempat-tempat/dungeon alternatif yang tersembunyi dalam
game yang pada akhirnya akan mempengaruhi jalan cerita.
Kelebihan:
– Pengembangan alur cerita yang luar biasa
– Dialog yang variatif
– Adegan ‘panas’ yang membuat petualangan menjadi seru
Kekurangan:
– Tidak adanya teks dialog
– Skill tree kurang menarik

Sumber Review
http://www.detikinet.com/read/2009/11/26/154042/1249507/655/dragon-age-origins-bukan-sekadar-rpg-fantasy
http://www.hi-techmall.org/workshop/blog/dragon-age-origins-bukan-sekadar-rpg-fantasy