“Kami hanya ingin menunjukkan bahwa keterampilan menentukan strategi dalam video game dapat meningkatkan kecerdasan seorang anak,” ujar peneliti senior Athanasios Kokkinakis.
Para peneliti memusatkan eksperimennya pada permainan strategi aksi ‘Multiplayer Online Battle Arenas’ (MOBAs) yang biasanya melibatkan dua tim lawan hingga lima individu serta game multiplayer ‘First Person Shooter’. Ini adalah dua jenis game komputer yang paling populer dan banyak dimainkan oleh ratusan juta orang di seluruh dunia.
Periset dari Departemen Psikologi dan Ilmu Komputer York melakukan dua penelitian. Pertama, menganalisis sekelompok orang yang sangat berpengalaman di ‘Liga Legends’, salah satu video game terpopuler di dunia dengan jutaan pemain. Dalam studi tersebut, para peneliti mengamati adanya korelasi antara kinerja seseorang di game ‘League of Legends’ dan kinerja ketika di tes kecerdasan.
Studi kedua menganalisis data dari empat game, yakni dua ‘MOBA’, ‘Liga Legends’ serta ‘Defense of the Ancients 2 (Dota 2)’, dan dua ‘First Person Shooters’, ‘Destiny’ – ‘Battlefield 3’.
First Person Shooters (FPS) adalah game yang melibatkan pemotretan musuh dan target lainnya, dimana pemain melihat gerak gerik musuh seolah-olah melalui mata karakter yang mereka kendalikan.
Dalam studi kedua, para peneliti menemukan bahwa untuk kelompok besar yang terdiri dari ribuan pemain, kinerja di MOBA dan IQ berbanding lurus untuk pemain dewasa. Periset mengatakan, korelasi antara kemampuan dalam strategi aksi permainan video seperti ‘League of Legends’ dan ‘Defense of the Ancients 2’ dengan peningkatan IQ, mirip dengan korelasi yang terlihat pada permainan strategi tradisional lainnya seperti catur.
“Penelitian kami akan menunjukkan bahwa kinerja Anda dalam game ini bisa menjadi ukuran kecerdasan. Hal ini diperkuat dengan penelitian masa lalu dimana orang-orang yang pandai dalam permainan strategi seperti catur cenderung mendapat nilai tinggi dalam tes IQ,” tambah Kokkinakis. Rekan peneliti, Profesor Peter Cowling berharap temuan ini dapat mendatangkan dampak yang positif terhadap masa depan permainan dan industri kreatif karena terbukti berkorelasi positif dengan kecerdasan.
1. Kemampuan Berbahasa
Inggris, mereka yang gamer tentu akan sangat sering menemui percakapan
dalam bentuk bahasa Inggris dalam game, bahkan bahasa Jepang, China,
maupun Korea. Tidak akan kaget bila kalian mempunyai teman gamer mereka
cenderung mempunyai kemampuan berbahasa Inggris diatas rata-rata dari
teman sebayanya.
2. Banyak Teman
Gamer mempunyai lebih banyak akses untuk memperluas jaringan mereka,
game yang di mainkan secara online, langsung maupun tidak akan membuat
mereka menemui orang-orang baru. Ini otomatis akan memaksa mereka untuk
saling mengenal. Jadi jangan remehkan teman gamermu, meskipun mereka
terlihat hanya duduk didepan komputer, teman mereka bisa ada
dimana-mana, bahkan lintas negara.
3. Kemampuan Berkomputer
komputer tapi mahir dalam mengoperasikan komputer, merakit, bahkan cara
mengetik keyboard dengan cepat?! Coba tanya apa dia seorang gamer. Ya,
gamer mempunyai sisi positif dalam hal ini, karena mereka akan update
untuk urusan gadget mereka. Mereka cenderung tahu, apa itu RAM, VGA,
MOBO dll. Juga kemampuan mengetik mereka yang cenderung lebih cepat
daripada orang biasa.
4. Mood Yang Terkontrol
kebanyakan dari mereka jarang terlihat sedih meskipun mereka mungkin
sedang dalam masalah. Hal ini dikarenakan mereka cenderung lebih bisa
mengontrol mental dan mood mereka, situasi-situasi sulit dalam game mau
tidak mau akan mempengaruhi cara berfikir mereka dalam menghadapi
masalah dengan tenang, yang akan menghindarkan mereka dari STRESS.
5. Kemampuan Visual
yang gamer mempunyai kemampuan Visual yang lebih baik dari orang biasa.
Kemampuan gamer untuk mempertahankan fokusnya saat diperlukan, membuat
mereka sangat jeli. Hal ini dikarenakan dalam kebiasaan bermain
game mereka diwajibkan mereka untuk memproses informasi visual pada
layar monitor secara terus-menerus.
6. Kemampuan Multitasking
Mereka yang gamer, memang akan selalu dituntut melakukan banyak hal
secara bersamaan di dalam game. Ini yang membuat kemampuan multitasking
mereka lebih efektif. Contoh sederhananya, saya bisa bertelepon dengan
baik saat bermain Dota 2 😀
7. Reaksi atau Pengambilan Keputusan
universitas di Amerika, mereka mengatakan bahwa kemampuan gamer menembak
zombie, menghindari serangan monster bahkan melakukan gerakan-gerakan
kecil dalam game, membawa pengaruh di dunia nyata. Hasilnya cukup
mengejutkan, karena reaksi atau refleks yang gamer punya, kurang lebih
sama dengan pilot pesawat tempur.
8. Logika
alur dari game agar kita bisa memainkannya. Pemecahan masalah, Puzzle
dan berbagai tantangan dalam game akan mengasah kemampuan berlogika para
gamer. Semakin logis kita, tentunya semakin pintar juga kita dalam
banyak hal.
Yap, kita boleh sedikit berbangga diri, tapi ingat kita harus jadi gamer yang smart. Jangan lupa dengan dunia nyata.