Alhasil, berbagai kompetisi yang diikuti oleh tim eSports dengan total hadiah luar biasa pun semakin marak digelar. Terlepas dari iming-iming hadiah yang berjumlah miliaran rupiah, banyak orang yang tidak menyadari hal apa saja yang dibutuhkan seorang pemain agar menjadi atlet eSports profesional.
Salah satu hal terpenting yang harus dimiliki adalah ‘otak encer’ atau pintar.
“Otak atlet eSports itu meng-handel banyak gerakan dan keputusan ketika bermain di dalam gim, bila otaknya tidak ‘encer’ maka mereka akan kesulitan ketika bertanding,” kata Kepala sekolah PSKD 1, Yohannes P Siagian.
Pria berkacamata yang akrab dipanggil Pak Jo ini menjelaskan, pemain eSports lama di Tanah Air akan kalah oleh pemain baru bukan dalam hal kepintaran, tetapi karena attitude (tingkah laku).
“Saat ini yang sedang naik daun merupakan pemain profesional generasi ketiga atau keempat, sementara itu pemain pro generasi pertama dan kedua banyak yang memiliki masalah dengan attitude, padahal kemampuannya bagus,” ucapnya menjabarkan.
“Kayak pemain bola saja, pemain yang muncul dari proses pembibitan di klub akan lebih unggul ketimbang pemain tarkam (antar kampung), kecuali ia mempunyai talent yang luar biasa,” lanjutnya.
Ia mengatakan, eSports bukan berarti bisa membuat anak yang tidak cerdas menjadi cerdas, karena secara definisi tidak ada anak yang tidak cerdas.
“eSports memiliki kemampuan untuk melatih aspek-aspek kognitif di otak anak. Semakin didalami, si anak pun kian sering menggunakan sisi otak tersebut dengan baik dan cepat mengambil keputusan. Juga terbiasa berpikir,” ujarnya.
Sebagai sosok pendidik, Pak Jo mengaku sering melihat masalah besar yang melanda anak-anak di Indonesia saat ini. Masalah tersebut adalah anak sekarang tidak terbiasa berpikir.
“Banyak anak-anak di Indonesia yang sudah tidak terbiasa berpikir, dan sudah terbiasa ‘disuapi’ oleh orangtua dan pengajar. Ini jawabannya, ini yang perlu dihapal, seperti itu,” ungkapnya
Dengan melatih anak-anak untuk mengenal dan mengeluti eSports, mereka dapat berkembang di dunia tersebut ataupun ke berbagai bidang lainnya.
“Tak hanya eSports, mereka ke depannya dapat memanfaatkan hal-hal yang didapat dari berlatih dan bertanding ke bidang pendidikan lain, seperti ekonomi, hukum, media, dan banyak lagi,” imbuhnya menambahkan.